A. DEFINISI
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui oleh perawat yang
dikatakan perawat professional untuk dapat memahami dan mengetahui perilaku dan
pandangan terhadap dirinya, masalahnya, serta lingkungannya. Konsep diri
merupakan hubungan yang paling intim, jelasnya lebih dari satu aspek terpenting
pengalaman hidup. Apa yang kita pikir dan kita rasakan tentang diri kta
mempengaruhi perawatan yang diberikan kepada diri sendiri atau perawatan kepada
orang lain. Dalam diri ini terdapat suatu konsep yang dinamakan konssep diri (self-concept).
Berikut adalah pengertian Konsep Diri menurut beberapa ahli :
1. Menurut
Burns (1993 : VI) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita
pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri
kita yang kita inginkan.
2. Menurut
Mulyana (2000:7) : Konsep diri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat
informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri
individu
3. Menurut
Hurlock (1990:58) : konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya. Konsep diri ini
merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri
yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan
prestasi.
4. Menurut
Centi (1993:9) : konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan
tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri
sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan
bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita
harapkan.
5. Menurut
Wigfield & Karpathian (1991) : Konsep diri merupakan pengetahuan
individu tentang dirinya sendiri
Gangguan konsep diri merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami
atau berada pada resiko mengalami suatu keadaan negatif dari perubahan mengenai
perasaan, pikiran, atau pandangan mengenai dirinya. (Carpenito. 2000)
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSEP DIRI
1.
Faktor predisposisi
Faktor predisposisi gangguan
citra tubuh :
-
Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
-
Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan
perkembangan atau penyakit)
-
Proses patalogik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun fungsi
tubuh
-
Prosedur pengobatan seperti radiasi,kemoterapi,transplantasi.
Faktor predisposisi gangguan
harga diri :
-
Penolakan dari orang lain
-
Kurang penghargaan
-
Pola asuh yang salah:terlalu dilarang,terlalu terkontrol,terlalu
dituruti,terlalu dituntut dan tidak konsisten
-
Persaingan antar-saudara
-
Kesalahan dan kegagalan yang berulang
-
Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.
Faktor predisposisi gangguan
peran :
-
Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,perubahan
situasi dan keadaan sehat sakit.
-
Ketegangan peran,ketika individu kurang pemgetahuannya tentang harapan
peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai
-
Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan yang
spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.
- Peran
yang terlalu banyak
Faktor predisposisi gangguan
identitas diri :
-
Ketidak percayaan orang tua kepada anak
-
Tekanan dari teman sebaya
-
Perubahan sosial.
2.
Faktor Prespitasi
Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya
trauma emosi seperti penganiayaan fisik,seksual dan psikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa
tindakan kejahatan.
Ketegangan
peran
Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak
adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya
atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.Ketegangan peran ini sering
dijumpai saat terjadi saat terjadi konflik peran,keraguan peran dan terlalu
banyak peran.Konflik peran terjadi saat individu menghadapi transisi
peran yang beragam.transisi peran yang sering terjadi adalah
perkembangan,situasi dan sehat-sakit.
Transisi peran perkembangan.Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman
pada identitas.Setiap tahap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada
identitas.Setiap tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaiakn
tugas perkembangan yang berbeda-beda,hal ini dapat merupakan stressor bagi
konsep diri. Transisi peran situasi.perubahan jumlah anggota keluarga baik
pertambahan atau pengurangan melalui kelahiran atau kematian. Transisi
peran sehat-sakit. Perubahan tubuh dapat memengaruhi semua konsep diri. Pergeseran
kondisi kesehatan individu yang menyebabkan kehilangan bagiian tubuh, perubahan
bentuk, penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan akibat tindakan pembedahan yang
dapat terlihat seperti kolostomi atau gastrostomi atau yang tidak kelihatan
seperti histerektomi.
Perubahan
perilaku
Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :
-
Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
-
Menolak bercermin
-
Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
-
Menolak usaha rehabilitasi
-
Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
-
Menyangkal cacat tubuh
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah :
-
Mengkritik diri sendiri
-
Merasa bersalah dan khawatir
-
Merasa tidak mampu
-
Menunda keputusan
-
Gangguan berhubungan
-
Menarik diri dari realita
-
Merusak diri
-
Membesar-besarkan diri sebagai orang penting
-
Perasaan negative terhadap tubuh
-
Ketegangan peran
-
Pesimis menghadapi hidup
-
Keluhan fisik
-
Penyalahgunakan zat
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan keracunan identitas ;
-
Tidak melakukan kode moral
-
Kepribadian yang bertentangan
-
Hubungan interpersonal yang eksploitatif
-
Perasaan hampa
-
Perasaan mengambang tentang diri
-
Kekacauan identitas seksual
-
Kecemasan yang tinggi
-
Ideal diri tidak realistis
-
Tidak mampu berempati terhadap orang lain
Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :
Afektif
-
Kehilangan identitas diri
-
Merasa asing dengan diri sendiri
-
Perasaan tidak nyata
-
Merasa sangat terisolasi
-
Tidak ada perasaan berkesinambungan
-
Tidak mampu mencari kesenangan
Persepsi
-
Halusinasi pendengaran/penglihatan
-
Kekacauan identitas seksual
-
Sulit membedakan diri sendiri dengan orang lain
-
Gangguan citra tubuh
-
Menjalani kehidupan seperti dalam mimpi
Kognitif
-
Bingung
-
Disorientasi waktu
-
Gangguan berfikir
-
Gangguan daya ingat
-
Gangguan penilaian
Perilaku
-
Pasif
-
Komunikasi tidak sesuai
-
Kurang spontanitas
-
Kurang pengendalian diri
-
Kurang mampumembuat keputusan
-
Menarik diri dari hubungan sosial
Mekanisme koping
Dalam kehidupan sehari-harinya, individu menghadapi pemgalaman yang
mengganggu ekuibrium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami
perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri
dengan cara negatif. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan
perilaku pemecah masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan
ketegangan tersebut. Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping
yang dapat dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping
jangka panjang.
Koping jangka pendek
Karakteristik koping jangka pendek :
-
Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara krisis. Misalnya
menonton televise, kerja keras, olahraga berat.
-
Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya
ikut kegiatan
social politik, agama
-
Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri, misanya
aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olahraga
-
Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misanya penyalahgunaan zat.
Koping jangka panjang
Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas dan identitas
negative.
-
Penutupan identitas : Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang
yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi
individu.
-
Identitas negative
-
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan
harapan masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego
Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai adalah :
-
Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada
(dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru
-
Disposiasi, respons yang tidak sesuai dengan stimulus
-
Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar
-
Prijeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada orang
lain
-
Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada orang lain
yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi
Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :
-
Kehilangan /kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
-
Perubahan ukuran,bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan
perkembangan atau penyakit)
C. PEMBAGIAN KONSEP DIRI
Konsep diri terdiri dari citra tubuh, (body image).
Ideal diri (self ideal), harga diri (self esteem), peran (self role), dan
identitas diri (self identy).
1. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap individu terhadap
tubuhnya baik disadari atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau
sekarang mengenai ukuran dan betuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh. Citra
tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan
pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh harus realistis karena semakin dapat
menerima dan menyukai tubuhnya, individu akan lebih bebas dan merasa aman dari
kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya memiliki harga
diri tinggi dari pada individu yang tidak menyukai tubuhnya. Cara individu
memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Individu
yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya akan
memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisasi yang akan memacu sukses
didalam kehidupan.
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang
bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar
dapat berhubungan dengan tipeorang yang diinginkan/disukai atau sejumlah
aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan mewujudkan
cita-cita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma social dimasyarakat
tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Pembentukan ideal diri
dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi oleh orang yang penting pada dirinya
yang memberikan harapan atau tuntutan tertentu. Seiring dengan berjalannya
waktu, individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dasar
dari ideal diri.
Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk
melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang
lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik
dan perubahan peran serta tanggung jawab. Individu cenderung menetapkan tujuan
yang sesuai dengan kemampuannya, kultur, realita, menghindari kegagalan dari rasa
cemas.
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung
respek terhadap diri, tetapi tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut,
samar-samar atau kabur. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan
membantu individu mempertahankan kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi
yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan
keseimbangan mental.
3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku
dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dengan diri sendiri dan orang lain
yang dicintai, dihormati, dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya
tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan selalu
merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai
atau tidak diterima oleh lingkungan.
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya
penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya
usia. Untuk meningkatkan harga diri, anak diberi kesempatan untuk sukses, beri
penguatan/ pujian bila anak sukses, tanamkan “ideal” atau harapan jangan
terlalu tinggi dan sesuaikan dengamn budaya, berikan dorongan untuk aspirasi
atau cita-citanya dan Bantu membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang menganggu
persepsinya.
Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas
karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan karena banyak keputusan
yang harus di buat menyangkut dirinya sendiri.Remaja dituntut untuk menentukan
pilihan,posisi peran dan memutuskan apakah dia mampu meraih sukses dari suatu
bidang tertentu ,apakah dia dapat berpartisipasi atau diterima berbagai macam
aktivitas social.Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan
memberikan gambaran yang jelas tentang dirinya dan cenderung menerima keadaan
dirinya.Hal ini didapatkan dari pengalaman menghadapi kekurangan diri dan
meningkatkan kemampuan secara maksimal kelebihan dirinya.Pada masa dewasa akhir
timbul masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan denngan
pension, ketidak mampuan fisik, berpisah dari anak, kehilangan pasangan.
4. Peran
Peran adalah serangkaian sikap perilaku, nilai
dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu
dalam kelompok sosialnya.Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam
kehidupan social dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi
pada orang yang berarti.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang
berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. Harga diri
yang tinggi merupakan dari hasil peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai
dengan ideal diri. Faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap
peran :
ü Kejelasan
prilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
ü Tanggapan
yang konsisten dari orang-orang yang berarti terhadap perannya
ü Kecocokan
dan keseimbangan antar peran yang diembannya
ü Keselarsan
norma budaya dan harapan individu terhadap prilaku
ü Pemisahan
situasi yang akan menciptakan penampilan peran yang tidak sesuai
5. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang
diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian
terhadap dirinya,menyadari individu bahea dirinya berbeda dengan orang
lain.Identitas diri merupakan sintetis dari semua konsep diri sebagai satu
kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh tujuan hidup, atribut/jabatan dan
peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan
memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian
timbul dari persaan berharga (respek pada diri sendiri), kemampuan dan
penguasaan diri.
Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak
bersamaan dengan perkembangan konsep diri.Dalam identitas diri ada otonomi
yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri,
mengatur diri dan menerima diri. Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian
sehat:
ü Ciri tubuh
positif dan akurat.Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan
perhatian yang sesuai akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang
lalu akan diri sendiri dan perasaan tentang ukuran,fungsi,penampilan dan
potensi tubuh
ü Ideal siri
realistis. Individu yang mempunyai ideal diri realistis akan mempunyai tujuan
hidup yang dapat dicapai.
ü Harga diri
tinggi.Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sendiri
sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat.
ü Individu
dengan penampilan peran memuaskan akan dapat berhubungan dengan orang lain
secara inti dan mendapat kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada
orang lain membina hubungan independen. Identitas jelas.Individu
merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam mencapai tujuan.
Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang
positif :
ü Mengenal
diri sebagai organisme yang utuh terpisah dari orang lain
ü Mengakui
jenis kelamin sendiri
ü Memandang
berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan tubuh
ü Menilai diri
sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
ü Menyadari
hubungan masa lalu.sekarang dan yang akan dating
ü Mempunyai
tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan.
Hurlock (1974) mengatakan
bahwa konsep diri memiliki tiga komponen utama, yaitu:
1. Komponen
Perseptual, yaitu image seseorang mengenai penampilan fisiknya dan kesan yang
ditampilkan pada orang lain. Komponen iini sering disebut sebagai physical self
concept.
2. Komponen
Konseptual, yaitu konsepsi seseorang mengenai karakteristik khusus yang
dimiliki, baik kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang sertan masa
depannya. Komponen ini sering disebut sebagai psychological self concept, yang tersusun
dari beberapa kualitas penyesuaian diri, seperti kejujuran, percaya diri,
kemandirian, pendirian yang teguh dan kebalikan dari sifat-sifat tersebut.
3. Komponen
sikap, yaitu perasaan seseorang tentang diri sendiri, sikap terhadap statusnya
sekarang dan prospeknya di masa depn, sikap terhadap harga diri dan pandangan
yang dimilikinya.
D. RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat di
ketahui melalui rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Konsep
diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body
Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas.
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif,
terdapat lima rentang respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri
positif, harga diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Menurut
Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat berdasarkan
rentang rentang respon konsep diri yaitu:
1. Aktualisasi Diri
Seorang ahli, Abraham Maslow mengartikan
aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan hirarki
dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan. Aktualisasi diri merupakan
pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan melatar belakangi pengalaman
nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra tubuh yang positif dan
sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif, harga diri tinggi,
penampilan peran yang memuaskan, hubungan interpersonal yang dalam dan rasa
identitas yang jelas.
2. Konsep diri
positif
Merupakan individu yang mempunyai pengalaman
positif dalam beraktivitas diri. Seseorang dengan konsep diri yang positif
dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang
penerimaannya sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang
positif yang mengarah pada kemempuan pemahaman.Tanda-tanda individu yang
memiliki konsep diri yang positif adalah :
ü Yakin akan
kemampuan dalam mengatasi masalah. Seseorang ini mempunyai rasa percaya
diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang
dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada
jalan keluarnya.
ü Merasa
setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela
atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
ü Menerima
pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa
menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak
membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
ü Menyadari
bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan
orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak
disetujui oleh masyarakat.
ü Mampu
memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya
sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya
menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.
3. Konsep diri
negatif
Hal ini ditandai dengan masalah sosial dan ketidakmampuan untuk melakukan
dengan penyesuaian diri (maladjustment). Harga diri adalah penilaian
pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991). Frekuensi pencapaian tujuan
akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika
individu sering gagal , maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih sayang dan
penerimaan. Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan
usia lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik
mengakibatkan harga diri rendah.
4. Harga diri
rendah
Merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga
diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adatif dengan konsep
diri yang maladatif. Tanda dan gejala yang ditunjukkan sperti perasaan malu
terhadap diri sendiri, akibat tindakan penyakit, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, dan merendahkan martabat. Tanda dan gejala yang lain dari harga diri
rendah diantaranya rasa bersalah pada diri sendiri, mengkritik diri
sendiri/orang lain, menarik diri dari realitas, pandangan diri yang pesimis,
perasaan tidak mampu, perasaan negative pada dirinya sendiri, percaya diri
kurang, mudah tersinggung dan marah berlebihan.
5.
Kekacauan identitas
Merupakan kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek. Identitas
mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari
seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi. Pencapaian identitas
diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang diekspresikan
dalam berhubungan dengan orang lain. Seksualitas juga merupakan salah satu
identitas. Rasa identitas ini secara kontinu timbul dan dipengaruhi oleh
situasi sepanjang hidup. Kekacauan identitas dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dapat dikenal dengan stressor identitas. Biasanya pada masa remaja,
identitas banyak mengalami perubahan, yang meyebabkan ketidakamanan dan
ansietas. Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perubahan fisik,
emosional, dan mental akibat peningkatan kematangan. Stressor identitas
diantaranya kehilangan pekerjaan, perkosaan, perceraian, kelalaian, konflik
dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Identitas masa kanak-kanak dalam
kematangan aspek psikososial, merupakan ciri-ciri masa dewasa yang harmonis.
6.
Depersonalisasi
Merupakan perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain. Tanda dan gejala yang ditunjukkan yaitu dengan tidak adanya
rasa percaya diri, ketergantungan, sukar membuat keputusan, masalah daalam
hubungan interpersonal, ragu dan proyeksi. Jika seseorang memiliki perilaku
dengan depersonalisasi, berarti orang tersebut telah mengalami gangguan dalam
konsep dirinya. Orang dengan gangguan depersonalisasi mengalami persepsi yang
menyimpang pada identitas, tubuh, dan hidup mereka yang membuat mereka tidan
nyaman, gejala-gejala kemungkinan sementara atau lama atau berulang untuk
beberapa tahun. orang dengan gangguan tersebut seringkali mempunyai kesulitan
yang sangat besar untuk menggambarkan gejala-gejala mereka dan bisa merasa
takut atau yakin bahwa mereka akan gila. Gangguan depersonalisasi seringkali
hilang tanpa pengobatan. Pengobatan dijamin hanya jika gangguan tersebut lama,
berulang, atau menyebabkan gangguan. Psikoterapi psikodinamis, terapi perilaku,
dan hipnotis telah efektif untuk beberapa orang. Obat-obat penenang dan
antidepresan membantu seseorang dengan gangguan tersebut.